Jam segini gue belom bisa tidur.
Entah apa yang gue pikirin malem ini yang jelas bikin gue ga bisa memejamkan kedua mata gue.
Ternyata.....
Gue sedang memikirkan dia.
"Emang dia mikirin lo juga ndri?"
"Mungkin. Siapa tau kan? Tapi yaa bisa jadi engga juga."
"Kalo udah tau dia gak mikirin elo kenapa lo masih aja mikirin dia?"
".....Sebab cuma ada dia di pikiran gue saat ini."
Iya. Itu percakapan yang terjadi antara otak dan hati gue. Semua nyampur jadi satu.
Mungkin malam ini gue kangen dia. Kangen yang gak akan pernah bisa disampein ke dia.
Kangen yang gak tau bagaimana cara mengungkapkannya.
Kangen sama orang yang belom tentu kangen kita juga.
"Segininya kah lo sama dia ndri?"
"Gue juga bingung, gimana elo?!"
Lagi-lagi otak dan hati gue beradu.
Tapi sejujurnya adalah malam ini memang dia yang ada di pikiran gue.
Toh, perasaan ini gak pernah salah kan? Selama ini gue pun gak mengusik kehidupan dia.
Mungkin bagi dia gue hanyalah orang yang datang dan ada waktunya dimana gue juga akan pergi dari dia.
Semua orang begitu kan? Mereka datang lalu pergi. Tanda waktu mereka bersama kita telah habis.
Tapi dia buat gue? Terlalu menghasilkan kenangan yang sebenernya gak sengaja dia ciptakan untuk gue kenang.
Entah sampai kapan.
Dan lusa kemaren adalah hari terakhir gue melihat dia.
Sejujurnya gue pengen liat dia. Walau cuma beberapa detik. Toh beberapa detik pun berharga buat gue daripada tidak sama sekali.
Tapi apa daya.
Waktu gak mempertemukan kita sampai detik gue ngetik tulisan ini.
Semoga saja kita bertemu dalam mimpi. Walau hanya sebatas dunia mimpi.
Mimpi.
Bukan dunia nyata.
Dan jika di mimpi itulah aku bisa berbahagia dengan dia, tolong jangan bangunkan aku terlebih dahulu.
Aku ingin menikmatinya, walau sebatas mimpi.
aku tak pernah bosan, mengabadikanmu dalam tulisan.
-abaikanlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar