Rabu, 20 Juni 2012

Bertepuk sebelah hati

Oh.. Jadi seperti ini rasanya bertepuk sebelah hati.
Flashback ke masa lalu ku dimana kau yang mengisi hari hari piluku.


Selama ini aku tak pernah menyukai pria manapun, maksudku pria tersebutlah yang menghampiri dan menyatakan cintanya padaku. Jujur saja aku tak pernah punya waktu untuk memilih pria manapun, aku terlalu sibuk untuk masalah percintaan karena aku hanya fokus terhadap pekerjaanku, klien dan berbagai meeting sudah menjadi makanan ku sehari-hari. Aku belum pernah pacaran dari dulu, jadi aku tak pernah merasakan indahnya orang berpacaran seperti apa , tidak seperti jaman sekarang sudah mulai pacaran dari sekolah dasar. Aku tak pernah merasakan cintaku bertepuk sebelah hati, atau jatuh cinta. Aku terlalu sibuk untuk itu, tapi aku merasakan hal itu bersama Tyo.


Ya, Tyo Pranindyo adalah salah satu dari sekian banyak klienku, aku bertemu dia karena urusan bisnis, ya aku bekerja sebagai supervisior di suatu Perusahaan ternama yang ada di Jakarta, dan Tyo juga merupakan supervisior yang bekerja pada suatu Perusahaan di Jakarta. Kami bertemu di sebuah cafe yang berada di Kebayoran, kami mengambil waktu pada saat jam makan siang. Tyo dengan tubuh tegap tinggi, rahang yang keras, dengan dagu yang kokoh, tulang pipi yang menonjol, bibir yang tipis, mata yang berbentuk almond, dengan alis tebal yang menipis pada bagian akhir dan bulu mata tipis namun memperindah matanya, lesung pipit di kanan pipinya, rambut model cepak mohawk. Ah aku tak pernah bertemu pria setampan itu. Dan saat bertemu dengannya aku merasakan getaran yang terasa aneh namun tenang. Kami memulai perbincangan untuk urusan bisnis masing masing perusahaan. Hanya kami berdua. Setelah selesai, kami berdua tidak langsung pulang, kami sempatkan untuk berkenalan, bertukar pin BB, dan nomor handphone, lalu kami berbincang mengenai pekerjaan yang melelahkan namun inilah yang aku cita-citakan semenjak aku SMA. Setelah perbincangan kami harus pulang.


Saat sampai di kantor, ternyata ada bbm masuk di bb ku ternyata dari Tyo Pranindyo, aku deg-degan. Mungkin aneh namun ini rasanya, mungkin ini rasanya jatuh cinta setelah sekian lama aku tak pernah merasakan seperti apa jatuh cinta itu. Ah indah benar, pantas saja teman-teman masa SMA ku selalu menjadi gila saat sedang jatuh cinta. Jatuh cinta, memang indah rasanya. Tyo mengirimkanku bbm agar aku berhati-hati di jalan. Aneh, namun aku senang dan bahagia.


Semakin lama semakin dekatlah aku dengan Tyo, sudah 6 bulan aku dekat dengannya, dan sudah 6 bulan itupun kami saling memanggil kata Honey, Sayang, beib dan macam-macam panggilan sayang. Kita sering telefonan sampai larut malam, mengucapkan selamat pagi dan selamat tidur, apapun itu yang bisa membangkitkan semangat bekerja aku dan dirinya, kita bertemu untuk lunch bersama atau sekedar jalan-jalan di malam minggu atau di malam lainnya. Aku heran sepertinya dia tak pernah menembak atau menyatakan cintanya padaku, tetapi seperti inilah yang terjalin. Dan aku juga tak pernah berusaha menanyakan perihal kejelasan hubungan kami. Aku menikmati ini semua, tak pernah ingin mengakhiri. Mungkin karena aku tak pernah merasakan hal yang seindah ini sehingga aku membiarkan semua berjalan apa adanya. Dan aku sadar mulai dari pertama aku bertemu Tyo aku punya perasaan itu, sebuah perasaan yang tak ingin kehilangan Tyo, sebuah perasaan sayang dan cinta terhadap Tyo. Dan aku masih saja tak menanyakan bagaimana perasaan Tyo terhadapku hingga sekarang ini. Entah mengapa aku tak melakukan kedua hal itu, mungkin aku takut kehilangan sesosok Tyo.

Bulan ke 7 kita sama sama di sibukkan dengan proyek baru yang di ciptakan oleh perusahaan kita masing-masing. Sehingga untuk sekedar bbm, ataupun sms tidaklah sempat. Apalagi untuk menelefon, lebih tidak sempat lagi. Hingga hubungan kami renggang namun aku ataupun dia masih sering mengirimkan kata-kata untuk membangkitkan semangat kerja kami. Dia masih seperti yang dulu, masih baik, perhatian, peduli terhadap diriku, dan ia mengatakan bahwa ia tak mau kehilanganku, namun ia tak mengucapkan kalau ia sayang atau cinta padaku.

Bulan ke 8 aku tak kunjung mendapatkan kabar darinya, bbm ku hanya di read saja, sms atau telefon ku tak kunjung di balas olehnya, aku ajak ia ketemu pun ia selalu punya banyak alasan. Aku bingung kenapa dia seperti itu padaku. Sampai bulan ke 9 pun dia masih seperti itu. Aku tak mengerti.

Hingga akhirnya bulan ke 10 dia datang ke kantorku. Aku senang karena dia datang padaku, dan sungguh aku rindu atas apa yang ada di dalam dirinya.
Namun ia datang padaku dengan wajah lesu dan wajah penuh kesedihan, aku terkejut, tapi tiba-tiba ia tersedak menahan tangis yang akan keluar dari mata indahnya.
Aku membiarkannya menangis dalam bahuku, jujur aku belum pernah menyediakan bahuku untuk seorang cowok yang menangis. Tak pernah, namun sepertinya ia terpuruk, dan aku membiarkannya untuk mengeluarkan semua isi hatinya.
Lalu tiba-tiba ia memegang tanganku dan memulai perbincangan : "Karin, dengarkan aku.... Maafkan aku karena selama ini aku dekat denganku, sebenarnya aku tak punya rasa apa apa denganmu Karin. Sungguh, aku melakukan hal seperti itu karena aku kesepian, aku rindu saat-saat seperti itu saat bersama tunanganku, tunanganku sedang berada di luar negri untuk setahun lamanya, bulan depan ia akan kembali, sebulan kemarin aku tak mengabarimu karena sehabis tunanganku datang ke Indonesia, kami akan melangsungkan pernikahan kami yang sudah kami rencanakan dari dulu. Aku sudah berpacaran dengannya sekitar 3 tahun lamanya. Maafkan aku Karin, aku tau pasti kamu sangat marah dengan perlakuanku, dan ketidakjujuran dariku, kau boleh membenci ku Karin". Aku kaget, saat ia mengatakan hal itupun aku menitikan air mata, air mata yang tak pernah aku keluarkan untuk seorang Pria. Aku kecewa.
"Baiklah Tyo.... Ada yang perlu kamu tahu, aku mencintaimu dan aku menyayangimu, aku tak mau kehilanganmu, namun mungkin kamu bukanlah untukku, aku percaya kamu pasti akan bahagia bersama pilihan hatimu, terima kasih Tyo, jujur aku kecewa, aku ingin marah padamu, namun tampaknya aku tak pantas marah padamu.... Terima kasih Tyo atas semuanya"


Semuanya sudah berakhir tidak ada lagi Tyo yang menceriakan hari-hariku, kini Tyo dan kekasihnya sudah menikah. Aku alami sakit hati untuk pertama kalinya dan aku alami cintaku ternyata bertepuk sebelah hati.
Inilah rasanya cinta, terkadang pahit terkadang manis.
Aku mengalami rasanya cinta untuk pertama kalinya. Pada awalnya aku menikmati namun pada akhirnya aku harus mengalami sakit hati.
Cinta tak harus memiliki, Takdir akan menemukan dirimu pada cinta yang sebenarnya.




Ini cuma cerita fiktif, karangan gw belaka, jdi kalo misalnya masih jelek, namanya juga lagi belajar.
heheeee

salam macho dari gw :)

Kamis, 07 Juni 2012

Pemahaman setiap orang berbeda

Setiap orang pemahamannya pasti berbeda
Kadang aku yang ga galau di bilang galau. Cuma karena sebuah kalimat atau kata-kata yang aku tuangkan dalam sebuah status di jejaring sosial twitter. Dengan seenak keningnya, mereka langsung menganggap aku galau. Padahal terkadang apa yang ku tulis, bukan aku yang sebenarnya. Dan itu hanya sebuah pemikiranku terhadap sesuatu. Aku menuliskan status tentang cinta atau tentang patah hati, lagi-lagi aku di bilang galau.
Sudah ku bilang
Semua yang ku tulis hanya sebuah ungkapan perasaanku saja
Aku senang melakukan itu
Apa kalian tak pernah menjadi orang lain?
Aku yakin, semua orang di dunia ini pernah menggunakan topeng mereka
Topeng untuk menutupi siapa mereka sebenarnya
Topeng untuk menyamar jadi orang lain
Ya aku lakukan itu terkadang
Bahkan saat aku menuliskan sebuah ungkapan perasaan di jejaring sosial ku
Aku hanya heran
Mengapa banyak orang yang terlalu cepat mengambil sebuah kesimpulan yang salah
Bahkan orang yang ingin tahu aku, tapi mereka menarik kesimpulan dengan salah
Ya, itu karena orang itu tak mau atau mungkin malu bertanya langsung denganku
Padahal aku akan senang menceritakan yang sebenarnya
Ya setiap orang pemahamannya berbeda
Hanya saja
Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan
Yang terlalu cepat tidaklah baik



aku..
yang masih ingin memahami keadaan sekitar