Sabtu, 01 Agustus 2015

1/8/2015

Hai Agustus. Semoga menjadi bulan yang baik bagi kita semua. Semoga menjadi bulan yang berkah bagi kita semua.
Sudah lama tidak update buat nulis.
Lagi-lagi gue nulis tentang dia.
Jadi dari hari rabu, kamis, jumat kemaren gue ke kampus karena ada kuliah buat remed.
Dan baru hari jumatnya gue ketemu dia. Dia jadi lebih gendutan sekarang dan wajahnya semakin banyak di tumbuhi bulu-bulu halus yang belum di cukur olehnya, dan rambutnya yang semakin panjang dan keriting yang belum di potong. Kebetulan di adakan acara halal bihalal di panti asuhan yang di selenggarakan 3 jurusan dan dari angkatan gue yang bisa hadir cuma 4 orang termasuk gue maka gue ikut acara itu.



Hari jumat pas ketemu dia, gue sambil bersalaman,
"Minal aidzin bang."
"Iya."
Jadi gue nungguin sebulan lebih buat ketemu lo dan gue berusaha memulai perbincangan walaupun cuma Minal aidzin dan balasan lo cuma kata iya? Gue disitu agak sedih sedikit.
Mungkin gue yang terlalu berharap tinggi pada sebuah harapan.
Setelah itu gue nunggu buat berangkat ke panti asuhan, dan ternyata naik mobil dia. Dan dia yang nyetir.
Gak masalah sebenernya buat gue, tapi mungkin masalah bagi yang lain. Dia masih kagok buat nyetir mobil manual. Dia masih ngerem mendadak dan itu jarak ke mobil depan sangatlah dekat. Kalo bokap gue yang ada di mobil itu mungkin akan marah-marah ke dia. Jangankan gue, temennya dia yang duduk sebelah dia aja marahin. Dan gue cuma cuma bisa ngedumel dalam hati.

Setelah itu acara di panti asuhan, ada acara futsal dengan 3 jurusan sorenya. Tadinya gue memilih buat pulang tapi ya, yaudahlah ya gapapa nontonin aja kalo gitu. Akhirnya gue nonton futsal, dan untuk yang kesekian kalinya gue gak bisa berhenti liatin dia main futsal.
Setelah acara futsal, gue mau balik tapi dia mengajak teman-teman dia dan teman-teman gue untuk makan malam terlebih dahulu. Yaudah, kebetulan gue laper jadi iya gue ikut.
Entah temen-temen gue emang rese atau gimana, gue kedapetan duduk di depan dia. Saling hadap-hadapan. 
"Njir kampret, gue makan sambil deg-degan ini mah, untung nyawa gue masih ada." Ucap gue dalam hati.
Makanan datang gue makan, minuman datang berupa aqua botol dan gue meminta tolong teman gue untuk membukakan botol aqua. Dan saat temen gue buka botol aqua, tutup botolnya mental ke piring dia.
"Yailah segala drama mental ke piringnya lagi.. Elah." Ucap gue dalam hati.
Akhirnya gue yang ambil tutup botol di piring dia.
Pas gue makan gue sama sekali ga berani liatin dia. Sekali-kali gue curi-curi pandang pas dia asik makan. Setelah itu gue pura-pura fokus sama makanan gue. Dan cara makan gue menjadi sok imut sekali. Kampret saking nervousnya. Padahal depan temen cowok gue, gue makan juga biasa aja. Malah liar banget.
Hahahaha. Setelah makan, kami sempat buat ngobrol-ngobrol dikit. Setelah itu kami semua pulang dan gue memutuskan untuk pulang ke rumah.
Di kereta gue gak bisa berhenti senyum, dan gue tersenyum bahagia hampir meneteskan air mata. Lebay? Tapi itu yang gue rasain.


kau sadarkah selama ini?
ada orang yang menahan airmatanya,
saat kau tersenyum lebar.
dia bahagia dalam hatinya,
walau sekedar melihat sebuah senyuman dari kamu.



Sudah hampir 11 bulan, rasa ini tetap sama saat melihat kamu.
Akankah perasaan ini akan terucap atau akan tersimpan di dalam hati selamanya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar