Sabtu, 12 Mei 2012

Kunang kunang kelam

Apakah yang terbang
selalu saja menyenangkan?
Yang sakit justru
tinggal di hati?
Kenapa bukan yang sakit yang terbang 
lalu yang senang tinggal di hati?
Bukankah itu lebih indah?
Seharusnya kunang kunang yang indah
terbang bersama yang indah juga
Tapi kenapa kunang kunang itu
terbang bersama yang kelam?
Bukankah itu tak adil?
Kemana kau selama ini yang indah?
Kenapa aku selalu saja bersama yang kelam?
Kemana engkau wahai kunang kunang
Apa cahayamu terlalu redup
sehingga aku tak bisa melihat yang indah?
Apa engkau terbang bersama
kunang kunang redup itu?
Kenapa?
Agar aku tak bisa melihatmu?
Agar aku tak bisa menyentuhmu?
Kau menyakitiku sekarang
Kenapa dulu kau begitu terang 
sehingga aku bisa meilhat indahnya dirimu?
Lalu lama kelamaan redup
lalu mati
Ada apa dengan cahayamu?
Aku ingin melihat terangmu lagi
Sehingga aku bisa melihatmu 
menyentuhmu
Seperti
Saat saat kau menerangi hariku 
dengan cahayamu itu
Kau membuat aku tak bisa melihatmu
kenapa kau matikan cahaya terangmu?
Apa aku tak terang seperti dirimu?
Sehingga aku
tak pernah terlihat olehmu?
Apa aku ada di hatimu?
Apa kau matikan aku
seperti kamu mematikan cahayamu?
Kenapa kau siksa aku?
Aku tersiksa oleh perlakuanmu
Sakit ini tumbuh karena engkau
Kenapa cahaya itu tak terlihat lagi?
Bahkan yang redup pun
tak terlihat dan tak terasakan
Apa kau melakukan ini
hanya untuk menyakitiku?
Puaskah engkau?
Apa kau akan tetap matikan cahayamu itu?
Sehingga aku disini
tak pernah tahu keberadaanmu
Apa ini yang kamu inginkan?







dari aku
Yang terus menunggumu, sampai kapan sayang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar