Selasa, 09 Desember 2014

Mencintainya dalam Diam

Hai, baru sempet nulis lagi di blog setelah sekian lama ga update. Sekarang gue udah menjadi mahasiswi di universitas swasta yang ada di Jakarta. Jurusan yang gue dapet juga sesuai dengan kemauan gue walaupun ternyata susah juga. Udah hampir jalan 4 bulan gue menjadi mahasiswi dan emang beda banget rasanya sama SMA. Udah hampir 4 bulan gue jadi mahasiswi dan udah 3 bulan juga gue jadi pengagum rahasia seseorang.

Awalnya gue ga bakal kepikiran buat 'mencintai'-nya tapi ternyata itu semua berubah seiring berjalannya waktu. Itu semua berawal dari percakapan "Eh, lo bisa main futsal ya?" dan gue menjawab "Engga kok, bang." 

Awalnya gue menganggap itu percakapan yang sekedar basa-basi sampai sewaktu-waktu gue mulai penasaran dengan dia, gue mulai mencari tahu nama dia dan akhirnya gue bertanya dengan temen gue yang kebetulan kenal dengan senior-senior atas.

Iya, dia senior 2tahun di atas gue, sekarang semester 5. Setelah gue tahu nama dia, gue mulai memperhatikan dia dari jauh. Setiap ketemu dia, gue mencoba mencuri-curi pandang dia dari jauh. Gue mulai memperhatikan setiap perubahan yang ada di diri dia. Orang yang jatuh cinta akan melakukan apapun demi ingin tahu apa yang diperbuatnya saat kita tidak bisa melihatnya dari dekat.
Iya, gue mulai mencari twitter dia, gue mulai mencari tahu instagram ataupun social media dia yang lain. Dan setelah gue berusaha mencari tahu gue gak mendapat apapun. Hasilnya, nihil.

Gue pasrah. Gue cuma bisa berdoa sama Tuhan, "Temuin gue sama dia hari ini, please. Gue kangen." Kadang doa gue terkabul, dan kadang gue harus menunggu seminggu 2minggu hingga akhirnya gue bisa bertemu dengan dia walau gue cuma liat dia selama 5 detik. Iya, dia membuat 5detik gue lebih berharga. 

Setelah sebulan berlalu gue menjadi pengagum rahasia dia, akhirnya gue dapet ID Line dia dari home timeline senior gue. Dan akhirnya gue memilih untuk 'add' dia walaupun gue gak pernah nge-chat dia sampai sekarang. Gue terlalu takut untuk memulai duluan. Gue terlalu tahu diri, siapalah gue ini hingga gue berani untuk memulai duluan.

Gue cuma bisa berdoa buat dia. Berdoa yang terbaik, berdoa semoga dia dapat bahagianya, berdoa semoga dimanapun dia berada selalu di lindungi oleh-Nya.

Udah hampir 3bulan gue jadi pengagum rahasia dia. Bisa duduk deket dia adalah sebuah anugerah buat gue. Tapi, orang yang jatuh cinta secara diam-diam akan merasa gugup saat orang yang dicintainya duduk disebelahnya. Iya gue pernah merasakan hal itu. Gue takut duduk deket dia. Gue takut saat gue ngobrol sama dia gue terlihat grogi. Gue takut suara detak jantung gue kedengeran sampe telinga dia. Karena pasti, setiap deket dia jantung gue berdetak lebih cepat dari biasanya.

Setiap ada dia, gue cuma berani melihat sorot matanya dari jauh, dan saat mata gue dan dia bertemu, gue nunduk. Setiap ada dia, dan saat dia tersenyum lebar gue ngerasa bahagia banget bisa liat senyum dia,walaupun itu bukan karena gue. Orang yang jatuh cinta diam-diam akan selalu mendoakan orang yang dicintainya supaya bahagia, walaupun bahagianya bukan bersama kita.

Sampai detik gue menuliskan blog ini, perasaan gue masih sama dan gue masih menikmati sebagai secret admirer dia. Gue ga mau terlalu terburu-buru. Gue masih pengen menikmati senyum dia dari  jauh, gue masih pengen melihat gerak-gerik dia dari jauh, gue masih ingin mencintainya dalam diam dan dalam setiap doa gue. Gue ga pernah berharap dia tahu rasa gue ke dia bagaimana, karena gue sendiri ga tahu akan menyampaikan ke dia atau tersimpan selamanya dihati tanpa pernah ia tahu.



Orang yang jatuh cinta diam-diam itu seperti bintang kecil yang berusaha bersinar di langit yang gelap. Dia ada, tapi tidak terlihat. -falenpratama



Tidak ada komentar:

Posting Komentar